Kyai Dan Ulama'
Persamaannya, keduanya merupakan gelar. Perbedaannya, ulama' itu gelar religius sedangkan kyai tidak. Ulama berdasar firman allah :
Innamaa yakhsyallahh min_ibadihil ulama'
"hanya sanya diantara hamba-hamba allah yg taqwa kepadaNya adalah Ulama' " (Surat 35 fathir 28). Adalah orang yg ilmunya luas dan bertaqwa kepada allah lantaran ilmu tersebut. orang bertaqwa yg bukan atas dasar ilmunya yg luas, bukan disebut Ulama'. orang ilmiyawan tidak bertaqwa, juga bukan ulama. tapi yg ulama adalah yg luas ilmunya juga yg bertaqwa karena ilmu tersebut.
Jadi kekhususan Ulama' adalah "bertaqwa." Bertaqwa adalah barometer kemulyaan seseorang disisi allah seperti tampak dalam ayat :
Inna akromakum indallahhi atqokum
"sesungguhnya diantara kalian yg lebih mulia disisi allah adalah mana yg lebih bertaqwa kepadaNya" (surat 49 al_hujurat 13)
Taqwa bersumber pada ilmu. lalu ilmu seseorang ber_tingkat2. karena itu, kadar ketaqwaan orangpun ber_tingkat2 pula. taqwa sebagai barometer kemulyaan, karena itu kemulyaan ber_tingkat2.
Kemulyaan tertinggi, berada pada kadar taqwa yg tertinggi pula. ketinggian kadar taqwa itu bisa dicapai dengan ilmu pengetahuan yg tinggi dan luas pula.
sekarang Ulama' adalah orang yg ilmunya luas dan tinggi. karenanya, kemulyaanya juga tinggi. berarti beliau mempunyai kelebihan atas orang lain, yaitu kelebihan kemulyaan disisi allah. jadi ulama adalah mempunyai "kelebihan" atas orang lain.
Dengan demikian, Ulama' berhak disebut kyai, dan mesti kyai. tapi tidak sebaliknya. tidak setiap kyai itu ulama' brarti ada kyai yg bukan ulama'.
Gelar Kyai. pengertian orang ramai, tampak smakin membudaya bahwa kyai itu mesti ahli agama islam, ia mesti alim dan khudlu' serta lillahi ta'ala.
Pengertian ini, bisa juga timbul sebagai akibat kesimpulan istiqra-iy Tradisionil, dimana ada disebutkan Kyai kebetulan ahli agama islam. lalu disimpulkan dimana ada kyai, mesti ahli agama islam. pengambilan kesimpulan sistem ini, menurut ilmu mantiq disebut irtiqro-iy, dan hasilnya tidak mutlak kebenarannya.
Ada yg mendekati kebenaran, yaitu pengertian bahwa setiap kyai itu mesti berAgama islam. benarnya, bila dinisbahkan pada kenyataan tidak ada ahli agama selain islam yg disebut kyai. tapi salahnya, bila dinisbahkan adanya sebutan kyai guntur madu sebagai nama gong. gong itu bukan berAgama islam karena bukan manusia atau jin. ia hanyalah logam mati. Gelar kyai, agaknya digunakan pada 3 dimensi :
1.
Kyai "A" : yaitu kyai ulama'. dalam contoh diatas, seperti Kyai H. Hasyim asy'ari, Kyai H.M. Mahfudz At_tirmasiy, Kyai H. Ma'shum lasem, dan sebagainya.
2.
Kyai "B" : yaitu kyai sebutan. yaitu gelar kyai yg diberikan kepada yg mempunyai Kelebihan (bukan kelebihan dalam bidang kemulyaan di sisi allah). mereka cukup punya pendukung dan massa yg mengakui kelebihannya.
3.
Kyai "C" : Yaitu kyai aku-akuan. ialah kyai-kyai yg sebetulnya tidak mempunyai kelebihan spirituil apa apa.
Yg perlu ketahui adalah, bila ada seseorang yg digelari kyai, belumlah mesti ahli dalam bidang agama islam, walaupun sama-sama Kyai, tapi nilainya lain.