Njaluk Selamet
Ada sebuah tradisi yg unik disalah satu pondok pesantren dimana setiap satu bulan sekali pada hari kamis minggu pertama, anak-anak santri diper bolehkan keluar untuk refresing sekedar menghilangkan kejenuhan karena terus-menerus berada didalam pondok.
Dengan tradisi ini setiap santri merasa gembira karena akan kekota, termasuk salah satunya sodik. ia dan temanya merasa senang, seraya berkata: "wah nanti kita akan jalan-jalan" gumam mereka. sehingga tibalah waktu yg mereka nanti-nantikn.
Sodik dan temanya pergi kekota dengan jalan kaki, mereka berputar-putar keliling kota walau sekedar cuci mata. Mereka sangat senang dan bahagia, setelah merasa puas jalan-jalan mereka menuju masjid untuk menunggu datangnya waktu maghrib.
tak lama kemudian terdengarlah kumandang suara adzan, sodik dan teman-temanya bergegas melaksanakan sholat maghrib berjama'ah, setelah selesai sholat sodik berkata pada ahmad: "kita pulang yuk" Ajak sodik "Ayo" jawab ahmad. "Mad aku lelah sekali", "aku juga" sambut ahmad.
"kita naik becak saja yuk" ajak sodik. Akirnya mereka putuskan untuk naik becak, walau uangnya hanya seribu limaratus.
"Pak becak maring pondok pira?" ahmad bertanya dengan bahasa jawa yg kaku. "telung ewu limang atus, gus" jawab tukang becak. "telung ewu limang atus itu brapa pak?" tanya ahmad kebingungan. "tiga ribu limaratus gus" jawab tukang becak dengan tersenyum, "ora nggerti basa jawa,nganggo basa jawa guus gus". Gumam tukang becak.
"seribu limaratus ya pak" tawar sodik. "Dua ribu setengah" jawab tukang becak menurunkan tarifnya. "kalau tidak mau ya sudah" grutu mereka sambil berlalu. Karena tukang becak itu merasa belum ada penglarisan alias belum ada recehan yg masuk kekantong, dengan terpaksa akhirnya diterima juga tawaran kedua santri lugu itu.
"Inggih gus monggo.." tukang becak mengalah. Mereka langsung bergegas naik kebecak dengan senang, karena bisa naik becak dengan uang pas-pasan.
Setelah mereka duduk, tukang becak dengan semangat '45 Langsung menggenjot becaknya dengan sangat cepat. karuan saja hal ini membuat ahmad dan sodik merasa khawatir dan ketakutan bisa-bisa nyungsep ke trotoar. Mereka ketakutan setengah mati, akhirnya ahmad berteriak-teriak.
"Bang-bang eh.. pak-pak pelan-pelan dong nanti kecebur got nih!". "Iya pak nanti nabrak" sahtu sodik juga. "Ooaaaaalaaahh . . . guuus-gus sewu limang atus bae njaluk slamet" jawab tukang becak santai .